Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 02 Februari 2015

Drama anak kelas XII Bahasa; Bandung Lautan Api; 28 Nopember 2014






Bandung Lautan Api

Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada ditangan penduduk kecuali TKR diserahkan. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan melakukan tindakan yang mengganggu keamanan. Benrtokan  senjata antara sekutu dan TKR tidak dapat dihindari. Kota Bandung terbelah menjadi dua, Bandung utara dan Bandung selatan. Persenjataan yang tidak memadai mengakibatkan dengan terpaksa Bandung utara dikuasai oleh tentara sekutu. Pada tanggal 21 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas.Tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Republik Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Namun ultimatum itu tidak dihiraukan, maka pada tanggal 23 Maret 1946 tentara sekutu kembali mengeluarkan ultimatum yang kedua. Mereka menuntut agar semua masyarakat dan pejuang TKR mengosongkan kota Bandung bagian selatan. Ultimatum tersebut melahirkan politik bumi hangus, hal ini dilakukan untuk mencegah tentara sekutu dan tentara NICA menggunakan kota bandung sebagai markas srtategi militer dalam perang kemerdekaan Indonesia. Dalam pertempuran sekutu dengan TKR di Desa Dayeuhkolot melibatkan Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi milik sekutu. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya.

 Penduduk Bandung  melakukan aktivitasnya. Mereka hilir mudik untuk memenuhi apa yang mereka butuhkan, ada yang berdagang, berbelanja, atau pun sekedar jalan-jalan.
Maryani (pribumi)       : Sooook atuh ini teh  sayuran masih pada seger. mangga neng, teteh dibeli sayurannya….
Niki (pribumi)             : eleh-eleh dikira sayuran situ aja yang seger-seger, sayuran abdi teh gak kalah seger  sama sayuran maneh
Rina (pribumi)             : Ini menih pada pamer sayuranya seger-seger, sayuran saya juga tidak kalah pisan sama sayuran kalian.
Dian (pribumi)             : eleh-eleh kunaon meni gandeng teing (ini ada apa pada ribut-ribut)
Maryani dan Niki saling pandang kemudia tersenyum bersamaan.
 Dian (pribumi)            :Iyek seberaha (ini harganya berapa).
Maryani (pribumi)       : murah teh, dipilih-pilih aja dulu

Sinta dan Fikri keluar dari sudut kiri dengan  menenteng tas kemudian berjalan ke sudut kanan sambil cekikikan lalu berhenti. Keduanya berbisik-bisik. Kemudian pasukan sekutu datang, mereka menuntut agar semua senjata api yang ada ditangan penduduk kecuali TKR diserahkan.

Diva (sekutu)              : senjata yang kalian dapatkan dari Jepang harus kalian serahkan kepada  kami!       
Awa (sekutu)               : yuhuuuu that’s right. Kalian orang tidak usah banyak omong! Cepat serahkan senjata kalian!
Maryani (pribumi)       : senjata apa yah, saya cuma punya sayuran……
Fikri (pribumi)             : meni orang mah aneh teing, kita perempuan mana punya senjata….
Dian (pribumi)            : kamu orang teh ayak-ayak wae….
Sinta (pribumi)            : Sudah- sudah mending akang-akang ini teh pada pergi dari sini!
Awa (sekutu)               : Berrraini-berraininya kamu mengusir kami, rupanya kalian                                                  memang                       belum pernah dikasih pelajaran (mengangkat tangan untuk menampar                  perempuan-perempuan pribumi).

TKR datang karena mendapat laporan jika pasukan sekutu memaksa meminta senjata yang diambil penduduk dari Jepang.
Bima (TKR)                : Berhentiiii! Kalian itu tampang emang bule tapi mental Cuma kaya                                      kebo bule
Ayub(TKR)                : Benar, beraninya Cuma sama perempuan!
Bima      (TKR)           :Seranggggggg!

Semua TKR: Ayub, Bima, Simbul, Tifa, Lifta menyerang sekutu. Antara TKR dan sekutu bertanding namun, TKR berhasil memukul mundur pihak sekutu. Kemudian melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas.
            ***
Datanglah orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan melakuka tindakan yang mengganggu keamanan.
Guntur (Belanda)        : “finally i’m free,  hahahhaaa……
Hardiana (Belanda)     : oh bos…… you look very happy today…..
Guntur   (Belanda)      : yes honey….. karena kita bisa bebas dan bisa melihat pribumi-pribumi bodoh ini! (mengobrak-abrik dan menendang barang-barang milik pribumi)
Merlika (Belanda)       : hahaha….. benar, dasar pribumi-pribumi bodoh!
Hardian (Belanda)       : Apa ini……  (mengambil sayuran milik mariyani kemudian  
membuangnya)hikss menjijikkan, sana jangan dekat-dekat.
Dian     (pribumi)         :  biarpun seperti ini, tapi ini teh hasil bumi kami sendiri, tidak 
seperti kalian! Cari rempah-rempah di negeri orang! Katanya cari rempah rempah malah jadi menjajah! (lalu menangis)
Shinta (pribumi)          : apa kalian tidak malu mengambil rempah-rempah di negeri orang secara paksa. Memakmurkan negeri kalian dengan hasil rempah-rempah dari bumi kami.
 Ayub (TKR)               : Heeei Belanda…… kalian harus mengentikan perbuatan meresahkan ini!”
Guntur (Belanda)        : are you kidding me?! This is fun! See? This is fun!! (mengambil sayuran lalu melemparkan ke wajah ayub)
Latifah (TKR)             :  wa,.. dia sudah kurang ajar komandan. Dia harus diberi pelajaran. Kita harus memperjuangkan hak kita yang sudah mereka injak –injak.
Merlika (Belanda)       : kalian itu memang pantas diinjak-injak!
Tifa (TKR)                  : Hey…. noni berani-beraninya kamu bicara seperti itu. Kayanya mulut kamu itu harus diberi pelajaran!
Hardian (Belanda)      : Diam kamu pribumi (memotong kalimat tifa)
Lifta (TKR)                 : Punya nyali juga ya kamu….! Asal kalian pikir sedikit pun kami tidak gentar terhadap kalian!

Sementara itu sekutu kembali datang. Mereka untuk pertama kalinya mengultimatum agar Bandung segera dikosongkan guna keamanan selambat-lambatnya pada tanggal 29 Nopember 1945.
Awa (sekutu)              : Perhatian-perhatian, kamu-kamu orang harus pergi dari Bandung, paling lambat 29 Nopember, yaa, untuk keamanan gitu,”
Niki (pribumi)             : keamanan? Kalian itu penjajah nggak usah sok-sokan mau melindungi kami!
Fikri (pribumi) : nanti kalian PHP? Bilangnya mau melindungi nanti malah memperbudak?!Kami tidak bisa dibohongi!
Awa (sekutu)              : how dare you! Beraninya kamu marah pada kompeni! Dasar pribumi!(menodongkan senapan)
Bima (TKR)                : eehh, apa itu? Kamu itu beraninya sama perempuan?! Sini sama saya kalau  berani! (meyingsingkan lengan)
Diva (sekutu)              : sudah kalian pribumi pergi saja sana! Kalian itu gak pantas tinggal disini, kami yang lebih berhak memiliki kota ini”
Awa (sekutu)              : Hey bro…, kamu sudah bebas rupanya…..
Guntur (Belanda)       : ini semua berkat kalian….. thanks my friend (berjabat tangan)             
Diva (sekutu)              :  hahahahahah, kita harus bekerja sama merebut Paris Van Java bersama, kita bersatu untuk bandung yang lebih maju!” (kampanye)
Guntur (Belanda)        : Dat klopt (Benar)…… all of you have to leave this city!”
Latifah (TKR)             : kalian itu tak pantas bilang begitu. Kami terlahir disini, disini tempat tinggal kami. Kami yang berhak tinggal disini. Bukan kalian pendatang yang membuat kerusakan “
Awa                            : Saya tidak mau tahu pokoknya kalian harus mengosongkan Bandung secepat  mungkin!
Bima                          : Kalau kami tidak mau memangnya kalian mau apa. Hah….?! Serrraaaaaaannng………!      

Untuk kedua kalinya TKR dan Sekutu bentrok, kemudian TKR berhasil memukul mundur Sekutu dan Belanda. Sementara keadaan kembali aman meski keadaan porak-poranda akibat perbauatan Balanda dan Sekutu.
                                                                        ***
Niki                 : Aduh…. Aduh…. Semuanya jadi berantakan kaya begini
Dian                : iya ini teh…. Gara-gara sekutu sama si belanda teak
Sinta                : tadi teteh pada denger gak ultimatumnya sekutu, saya jadi takut ini……
Fikri                : sekutu sama belanda pasti gak bakalan tinggal diam, terus gimana nasib kita kalau mereka sampai datang lagi kesini?
Maryani           : ya ga tau. Kita kan cuman rakyat biasa, yang biasanya cuma jualan sayur gak punya kekuatan buat lawan mereka. (sambil memperlihatan sayuran)
Rina                 : sudah – sudah, gak usah membicarakan sekutu sama belanda. Kita lanjutkan saja jualan ini daripada bicara yang bikin kita tambah takut
Dian                  : nah bener itu, andai saja sekutu sama belanda datang ke sini kita pasrah aja sama Gusti.

Karena penduduk tidak juga mengindahkan ultimatum sekutu, maka pada tanggal 23 Maret 1946 tentara sekutu kembali mengeluarkan ultimatum kedua. Ultimatum tersebut melahirkan politik bumi hangus.  Rakyat tidak rela jika Bandung dimanfaatkan sekutu dan belanda sebagai markas militer perang kemerdekaan Indonesia.
Diva              : sekali lagi kami memerintahkan kalian untuk meninggalkan kota Bandung              saat ini juga, ingat ini yang terakhir kalinya kami mengingatkan kalian.
Awa                : jika kalian memang bukan orang-orang bodoh maka kalian pasti meninggalkan Bandung dengan segera……
Maryani          : ta….ta…ta….pi kami harus pergi kemana…….
Rina                : Benar… kami harus pergi kemana, hanya disini tempat tinggal kami
                                                            (TKR datang)
Bima                : kami tidak akan meninggalkan kota tercinta ini!            
Diva                 : Kalau kalian tidak menuruti perintah kami, maka lihat saja nanti apa yang   akan kami perbuat. Kalian akan tanggung resikonya……
Ayub                 : Kalian memang tidak tahu diuntung! Perlu berapa kali lagi kami mengatakannya heh…? KAMI TIDAK AKAN MENINGGALKAN KOTA        INI!
Awa                 :Kami tidak mau tahu….. Ingat ini yang terakhir kalinya! Kalau kalian tidak juga menuruti perintah kami, maka kami pastikan tidak ada lagi kehiduapan disini. (menunjuk ke Ayub sambil membalikan badannya lantas pergi).
Bima                  : Kalian tahu bahwa kekuatan kita tidak sebanding dengan kekuatan pihak sekutu dan NICA belanda, maka untuk menghindari kerugian yang sangat besar dari pihak kita kolonel Abdul Nasution memerintahan kita untuk meninggalkan kota Bandung dan membumi hanguskannya.
Ayub                   : Kalian kemasi barang-barang kalian dan segera pergi ke selatan menuju                   pegunungan.
Dian                    : Kalau memang harus begitu kami rela meninggalkan bandung dan membumi          hangusknnya demi kemrdekaan Indonesia! Karena perjuangan memang                  butuh pengorbanan.
Fikri                     : Benar kami siap…….! Mari kita berjuang! (Dian, Rina, Maryani, Fikri, Niki,           Sinta memberesi barang-barang mereka sambil menangis tersedu-sedu. Sementara itu TKR: Ayub, Bima, Latifah, Tifa, dan Lifta melemparkan dinamit untuk membumi hanguskan kota Bandung).
Tifa                 : Untuk negaraku tercinta………! (sembari melempar dinamit)
Latifah            : Merdeka…! (sembari melempar dinamit)
Lifta                : Untuk bangsa Indonesia……! (Sembari melempar dinamit)

Kemudian Muhammad Toha(Bima) dan Muhammad Ramdan(Ayub) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi milik sekutu. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya.
Ayub     : Kami tidak sudi jika harus menyerahkan bandung dalam keadaan utuh untuk rencana kotor kalian! (sembari melempar dinamit ke gudang amunisi milik sekutu)
Bima      : MERDEKA……….! (meledakkan gudang amunisi milik sekutu )
 Kobaran api ada dimana-mana, asap tebal membumbung tinggi, inilah kota Bandung yang dibumi hanguskan, memang perjuangan butuh pengorbanan”.(dibaca dilematis).
Diringi lagu Halo-Halo Bandung

                                   



1 komentar:

 

Blogger news

Blogroll

About